Minggu, 22 Juni 2014

Aturan Bagi Prajurit TPN-OPM, satu peluru satu nyawa

Aturan Bagi Prajurit TPN-OPM, satu peluru satu nyawa

Aturan Bagi Prajurit TPN-OPM, satu peluru satu nyawa
Pendekatan senjata pun bertolak belakang dengan semangat mewujudkan Papua yang telah dicanangkan baik TPN maupun Pemerintah. Dimana kedua belah pihak sepakat membangun suhu perundingan sebagai solusi penyelesaian Papua. Terkait perundingan lihat laporan khusus kami disni.
Berbeda dengan TPN-OPM ( yang sering muncul di media masa ), menyambut gayung kontak senjata dengan berbagai statemen. Perlu untuk klarifikasi masalah dari pihak TPN untuk menyeimbangkan pemberitaan. Hal ini yang bikin beberapa hari terakhir ini nama seorang Lamberth Pekikir muncul di permukaan. Sosok yang dibesar-besarkan oleh media masa ini memang “doyan” berkomentar di surat kabar walaupun dia ( Lamberth ) sendiri selama ini hanya tenang-tenang saja di markasnya. Dia cenderung memilih memamerkan pasukan dan persenjataanya kepada media.
Begitu juga, kontak senjata dengan senjata modern patut dipertanyakan. Mengapa? ya, darimana senjata pasukan Papua didapat. Lalu darimana peluru di kirim ke markas Papua. Jalur distribusi Papua belumlah merata seperti di Indonesia bagian lainnya. Tapi harus ingat, TPN OPM sangat hati-hati mengeluarkan tembakan. Bagi mereka, satu peluru satu nyawa. Karena mendapatkan lima peluru saja bisa sampai satu tahun. Apalagi senjata sudah merupakan istri pertama setiap prajurit TPN yang memegangnya.

0 komentar: