Minggu, 03 November 2013

Bupati Yahukimo: Miras Sama Dengan Air Kencing Iblis

KPMY - Mati akibat MIRAS adalah Konyol

Bupati Yahukimo: Miras Sama Dengan Air Kencing Iblis

JAYAPURA - Pemimpin itu bukan hanya gubernur, bupati, pimpinan DPRD, pimpinan gereja dan lainnya. Tapi pemimpin adalah orang yang perkataannya bisa didengar oleh orang lain. Di mana saja berada, dia bisa menerangi dan bisa diterima oleh orang lain.
 


 

Demikian ungkap Bupati Yahukimo Dr. Ones Pahabol, SE, MM saat memberikan sambutan pada acara Sidang Pleno ke-1 Komunitas Pelajar Mahasiswa Yahukimo (KPMY) di Jayapura, di Aula Museum Expo Waena.

 
Bupati Yahukimo menegaskan, mahasiswa adalah calon-calon pemimpin masa depan. Oleh sebab itu, pihaknya mengingatkan para mahasiswa agar tidak mengkonsumsi minuman keras (miras). "Orang yang minum miras itu sama dengan minum air kencing iblis. Sebab, orang yang minum miras itu akan hilang kesadarannya dan bisa membikin diri seperti sampah. Buktinya, orang yang biasa mabuk itu kadang tidur di parit, di tempat sampah dan lainnya. Kalau kamu sudah begini, maka kamu akan gagal sekarang maupun di masa yang akan datang," tegas Ones Pahabol.


Menurut bupati, kalau orang sudah suka minum air kencing iblis, bagaimana mau membangun daerah" Bagaimana bisa berpikir yang bagus untuk kemajuan daerah" Bagaimana bisa  mengambil keputusan yang bagus untuk kepentingan umum dan seterusnya.


"Jadi, orang yang suka minum miras itu syarafnya akan terganggu. Orang Yahukimo yang mati karena HIV-AIDS awalnya juga karena minum air kencing iblis itu. Ini saya kasih nama resmi bahwa miras itu air kencing iblis, supaya para pemimpin di tanah Papua juga tahu, para generasi muda juga tahu itu. Kita ini punya pikiran, punya akhlak. Lalu bagaimana kalau minum air kencing iblis?" tegasnya.


Sementara itu, Ketua Sinode GIDI Papua Pdt. Lipiyus Biniluk,S.Th saat menyampaikan firman Tuhan pada acara ibadah pembukaan sidang pleno KPMY ini mengatakan, untuk menjadi pemimpin setidaknya ada empat strategi. Empat strategi ini sebagaimana dikisahkan dalam alkitab mengenai sukses Raja Salomo di Israel.


Lipiyus Biniluk menjelaskan, strategi yang pertama, harus menghargai orang tua. Kalau seseorang sudah durhaka kepada orang tua, maka Tuhan akan memberikan azab kepada orang itu. Kedua, dia harus tahu asalnya dari mana. "Sukses seseorang bukan karena intelektual, bukan karena punya posisi dan sebagainya, tetapi harus sadar diri asalnya dari mana. Tidak boleh sombong, karena sombong biang kehancuran," ungkapnya.


Ketiga, dia harus merendahkan diri dan mengutamakan pekerjaan Tuhan. "Kadang kalau orang sudah jadi pejabat, dia akan mundur pelan-pelan dari kegiatan gereja, padahal sebelumnya ia rajin ikut kegiatan gereja. Kita harus jadi anak Tuhan yang baik, tidak boleh lupa daratan," tegasnya.


Strategi keempat adalah pendelegasian tugas yang tepat. "Orang yang cocok ditempatkan pada tempat yang cocok, bukan karena kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Kalau sudah KKN, maka organisasi akan mandeg," tandasnya.


Menurut Lipiyus, kalau sudah menerapkan empat strategi ini, maka Tuhan akan memberikan kepemimpinan yang luar biasa dan pemimpin itu akan dihargai oleh semua orang dan semua bangsa.  Pada acara sidang pleno yang dihadiri 500-an mahasiswa asal Yahukimo ini juga diwarnai dengan pelantikan tiga Ikatan Sub yang berada di bawah HPMY yaitu WTSP, IP2MY dan Anpropakos. (fud) (sumber : http://www.yahukimo.com/)

0 komentar: